Selasa, 02 Juni 2009

Omset Pemilik Kebab Turki 3M!!!


Hendy Setiono, pemilik Kebab Turki Baba Rafi
Omsetnya 3M!


Dari gerobak hingga kafe

Tahun 2003, sebuah gerobak ‘seadanya’ berdiri di Surabaya, tepatnya di Jalan Nginden Semolo 55, Semolowaru, mencoba menjajakan penganan cepat saji ala Qatar, yaitu Kebab Turki. Itulah ‘outlet’ pertama “Kebab Turki Baba Rafi” (selanjutnya kita sebut KTBR), yang kemudian ‘beranak-pinak’ menjadi ratusan outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
 Sebagai penyebar ‘virus’ kebab pertama di masyarakat, nggak heran kalo produk KTBR tersebut langsung mencuri perhatian banyak orang. Waktu itu, omset KTBR ini bisa mencapai Rp 500 ribu sehari. Nah dengan omset Rp 15 juta sebulan, keuntungan KTBR bisa mencapai 30 persen per bulannya. Padahal modalnya cuma 4 juta rupiah! Cihuyy nggak tuh? Itu aja baru dari satu outlet, sedangkan di tahun yang sama KTBR udah punya dua cabang baru dalam 1 kawasan. 
 Sadar bahwa merek KTBR udah makin dikenal, maka di tahun kedua KTBR memutuskan untuk melakukan ekspansi bisnis. Masalahnya, modal ekspansi belum mencukupi, jadi agar niat untuk menguatkan brand KTBR bisa tetap terlaksana, sistem waralaba diyakini KTBR sebagai pilihan solusi yang tepat. Nggak tanggung-tanggung, tenaga-tenaga berpengalaman, berpendidikan strata satu, plus jasa konsultan waralaba pun digunakan untuk mengaplikasikan sistem waralaba tersebut. 
 Hasilnya? Pada tahun kedua, KTBR membuka 25 outlet baru dan telah menggandeng beberapa investor/terwaralaba. Malah sejak saat itu, 10 cabang baru bisa didirikan hanya dalam waktu 1 bulan! Kini, outlet Kebab Turki telah hadir di 35 kota besar di seluruh Indonesia dengan jumlah outlet sebanyak 250, mulai dari tipe gerobak sampe kafe! Franchise tersebut ditawarkan dengan harga 50-80 juta, dengan perhitungan BEP 15-18 bulan. 

Berawal dari hobi makan dan mengamati
 
 Berbicara mengenai Kebab Turki Baba Rafi, nggak afdol rasanya kalo kita nggak membicarakan siapa ‘dalang’ dibalik kebesaran nama KTBR. Dialah Hendy Setiono, cowok kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983 (Yup, baru mau 25 tahun!!!), yang berhasil ‘menyulap’ modal 4 juta menjadi omset 3M per bulan. 
Hendy bukan keturunan pengusaha (orangtuanya asli karyawan biasa). Ia juga nggak berbisnis dari ‘hasil warisan’. Bahkan, ia memutuskan untuk berhenti kuliah karna merasa nggak cocok dengan sistem perkuliahan –kalo kuliah kita nggak boleh bekerja sama, sedangkan kalo berbisnis justru harus bekerja sama agar dapat berhasil maksimal. Keputusan Hendy untuk berbisnis muncul begitu aja, dari hobinya yang doyan makan dan mengamati. 
Ceritanya, suatu hari setelah ia putus sekolah, Hendy mendapatkan kesempatan jalan-jalan ke Qatar untuk menjenguk orang tuanya yang menjadi tenaga kerja profesional di sana, sekalian bulan madu juga sih.. (waktu itu Hendy baru aja merit, red). Di Qatar, cowok gemar makan ini pun menyalurkan hobinya dengan menyicipi makanan lokal. Setelah mencoba berbagai macam makanan asli penduduk Qatar, Hendy rupanya kepincut sama Kebab Turki. Trus, dia juga mengamati bahwa Kebab Turki tersebut selalu ada di setiap sudut jalan di Qatar. Ya ibarat di Indonesia, Kebab Turki ini = warteg kali ya... 
Jadi, Kebab Turki ini di Qatar merupakan menu pokok masyarakat sana. Isinya terdiri dari beberapa bahan utama yaitu roti khas Timur Tengah yang berbentuk lebar dan tipis (disebut tortila), daging kambing panggang, dan sayur-sayuran. Nah karena masyarakat kita belum terbiasa dengan daging kambing, maka Hendy menggantinya dengan daging sapi ketika ia memutuskan untuk ’membawa’ dan menjual Kebab Turki di Indonesia. 
Di awal usahanya, Hendy bisa mengantongi uang Rp 10-15 juta per bulan dari hasil beberapa outlet KTBR miliknya. Kini, KTBR berhasil meraup omset 3M per bulan. Wow! Di usia yang masih ‘segitu’, penghasilannya ‘segitu’... ckckckck... 
“Saya tak kesulitan lagi mencari modal ekspansi usaha. Beberapa bank kini berlomba memberikan kredit pengembangan usaha. Dulu, susahnya cari modal minta ampun. Sekarang dikejar-kejar bank,” kata Hendy. Hmmm.. mungkin karna itu juga, kenapa sekarang Hendy sangat membuka mata lebar-lebar untuk menangkap peluang bisnis yang ada, bukan hanya sekedar ekspansi. “Coffee Toffee” adalah salah satu diversifikasi yang telah dilakukan Hendy dalam ‘melebarkan sayap’nya, dan sepertinya bisnis properti pun lagi dilirik cowok yang belakangan kerap menjadi ikon anak muda ini. (TM)

Note:  artikel ini dibuat sekitar 2 tahun lalu, bisa jadi pendapatan Hendi sekarang udah melebihi 3M, mengingat ia masih terus melakukan ekspansi bisnis. 

1 komentar: