Rabu, 03 Juni 2009

Ario Pratomo, Top Businessman Under 25


Siapa bilang jadi enterpreneur sukses hanya bisa diraih oleh mereka yang sudah berumur?? Ini dia buktinya!! Di usianya yang baru 23 tahun (kini 26 tahun), Ario Pratomo menduduki peringkat dua dalam polling “Top Businessman Under 25” versi majalah Businessweek. Padahal bisnis yang berhasil membawanya sebagai Top Businessman Under 25 tersebut masih seumur jagung lho!

Ario, panggilan akrab cowo berkulit sawo matang ini adalah lulusan Institute of Business Technology (Perth). Setelah hampir 4 tahun menetap di Perth, begitu lulus kuliah Ario langsung balik ke Jakarta dan melamar ke 3 perusahaan dengan bidang yang jauh berbeda yaitu advertising, kargo, bahkan ia melamar sebagai penyiar di radio prambors. Namun perusahaan tempatnya pertama kali bekerja adalah Speedmark yang bergerak di bidang kargo. Dengan penuh tanggung jawab Ario mengerjakan tugas yang diembannya, yaitu mengurus booking, mengatur metode shipment, juga merancang system menggunakan visual basic dan sql server. Ario dipercaya untuk menjabat Assistant Manager lalu promosi menjadi Business Development Manager. Selama ia bekerja di Speedmark, Ario terus menjalin networking dengan para partner perusahaannya. Ia berharap melalui building networking akan terbuka kesempatan baginya untuk mendirikan usaha sendiri. 

Sebenarnya apa yang dimilikinya dari jabatan di Speedmark tersebut bisa dibilang cukup menjanjikan, namun Ario sangat niat menjadi seorang enterpreneur. Terlebih ibunya sudah lebih dulu terjun di dunia enterpreneur. Ario mengaku sejak kuliah ia sudah mengarahkan dirinya untuk menjadi seorang enterpreneur. Di Australia ia bersama teman-temannya membuat event organizer dan sudah cukup sering mengadakan party, fashion show, berikut performa dj dan band. Ia juga pernah ikut serta dalam kepanitiaan yang mendatangkan almarhum Chrisye ke Australia. Ngga cuma itu, sebuah film independen berjudul “Pelangi di Atas Prahara” pun pernah diproduksi Ario dkk. Ngga heran kalau semangat enterpreneurnya masih terus bergelora meski ia sudah berkarir. 

Entah jodoh entah hoki, kesempatan itu pun tiba. Salah seorang partner Speedmark di luar negeri memberitahu Ario bahwa Etihad Airways akan membuka tujuan baru yaitu Jakarta sehingga mereka mencari General Sales Agent untuk menjual space kargo yang ada. Dan ternyata apa yang selama ini diyakini Ario pun terwujud. Hubungan baik dengan partner yang telah dibina Ario selama ini meninggalkan kesan baik pada sang partner. Ario lantas dipercaya untuk bekerja sama. Akhirnya Ario memutuskan untuk resign dari pekerjaannya di Speedmark, dan mulai merintis usaha baru di bidang kargo.

Sebuah perusahaan pun lahir dari visi-misi seorang anak muda yang berjiwa pengusaha ini. Di bawah bendera PT Unique Kargonize, Ario memimpin perusahaan yang baru dibukanya pada bulan Januari 2006, tepatnya pada 16 Maret 2006 dimana perusahaannya mulai beroperasi. Dengan bekal pengetahuan dasar dan pengalamannya selama bekerja di perusahaan terdahulu Ario menjalani bisnis wiraswasta yang konon adalah bisnis yang tidak mengenal kepastian. Meski begitu, sejauh ini Ario mengaku belum pernah merasakan kerugian. Namun ia tetap waspada akan ‘bahaya’ tersebut. Seperti misalnya, meski ia terikat kontrak dengan Etihad selama 3 tahun, tapi jika performanya dinilai tidak baik, kontraknya bisa diakhiri. Nah, apabila ini terjadi berarti ia out of business dan harus mencari principal lain (Etihad berperan sebagai principal, perusahaan Ario sebagai agen utama).  

Sebenarnya, apa sih yang dilakukan Ario dan perusahaannya? Ini dia jawabannya. PT Unique Kargonize perusahaan lokal yang ditunjuk Etihad Airways. Bergerak di bidang GSSA (General Service Sales Agent), tugasnya adalah kira-kira 80% sales dan selebihnya monitoring operation. Etihad Airways, klien pertama PT Unique Kargonize adalah penerbangan passenger-based airlines yg revenue utamanya dari penumpang. Namun, dengan tujuan menambah revenue, Etihad juga menyediakan layanan kargo dengan SBUnya Etihad Crystal Cargo. Nah, menjual space kargo itulah tugas perusahaan Ario. “Customer saya mainly adalah freight forwarder. Forwarder memiliki customer seperti pabrik-pabrik dan perusahaan atau yang disebut shipper/consignee. Forwarder ini mengkonsolidasi barang-barang perusahaan tersebut. Mereka booking ke kami untuk space kargonya. Space-nya Etihad adalah sekitar 20 ton, atau 85 kubik setiap flight. Saya harus jual space ini ke freight forwarder tsb,” jelas Ario yang telah ‘menghidupi’ 8 karyawannya hingga kini.

Setiap bisnis pasti ada kendala yang menghampiri. Begitu juga yang dialami Ario. Ternyata, menjadi pengusaha muda terkadang justru menjadi tantangan bagi Ario. Dengan usianya yang masih muda ia mengaku sering dianggap remeh oleh customer-nya. Karena itu ia selau berusaha sebaik mungkin dalam memberikan service dan treatment kepada customer-nya. Singkatnya, profesional. Kendala lainnya adalah ketika space kargo-nya tidak bisa memenuhi taget, yaitu minimal 80%. Ditambah faktor nama “Etihad Airways” yang belum terlalu mendapatkan kepercayaan karena Etihad adalah airlines yang masih tergolong baru. Alhasil, Ario harus ekstra kerja keras dalam menghadapi kendala-kendala yang ada tersebut. Toh, usahanya berhasil membawanya menjadi salah satu pengusaha muda yang diperhitungkan di Asia.

Bertolak dari perjalanan dan pengalamannya menapaki dunia enterpreneur, Ario punya pesan penting buat Flasher. “Networking, good maintenance, dan kejujuran adalah faktor terpenting dalam memulai suatu bisnis. Karena membangun network itu didasari oleh kepercayaan orang kepada kita. Apabila kita telah dipercaya secara skill dan personal, peluang bisnis akan datang. Jangan lupa konsep/ide bisnis juga harus jelas. Apabila business plan sudah mantap, pasti akan ada yang datang untuk mendanai. Kalau tidak kunjung datang, berarti business plan belum mantap hingga kita belum dipercaya.”

(as reported by Nesa/Flash)

*neway, this great man is my best pal :). I'm proud of U, Yo..Keep up the gud work!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar